Minggu, 27 April 2014

Sacrifices

Kau tahu, berapa banyak hal yang ku korbankan untuk tetap memperjuangkan ini semua?
Ya, aku akui memang tidak menunjukkan perasaanku secara blak blakan, tapi aku juga tidak hanya berdiam diri. Aku mengorbankan begitu banyak hal, yang menurut teman teman ku, aku sudah seperti idiot yang rela membuang kesempatan berharga demi orang tak berperasaan --kata mereka-- sepertimu.


Saat babak final, aku seharusnya tidak berada di bangku penonton dan mendukungmu. Saat itu aku seharusnya ke luar kota untuk mengikuti lomba english debate di luar kota. Tapi, kau tau apa yang ku lakukan demi melihat mu bermain? Aku meninggalkan tanggung jawabku kepada sekolah, aku menangis kepada pembimbing ku. Bahkan, saat itu kau melihatnya. Saat aku memohon mohon kepada pembimbingku, mungkin kau tidak mengerti, karna kami berbicara dengan bahasa inggris karna pembimbingku berasal dari new jersey. Awalnya pembimbing ku melarang, karna tidak ada yang cukup siap untuk menggantikanku. Tapi aku terus memaksa dan hampir menangis sambil menjelaskan alasanku mundur. Akhirnya dia mengerti dan mengizinkanku mundur. Aku sungguh lega dan senang, karna aku tau malam itu akan menjadi malam terakhirku bisa menyemangatimu tanpa ketauan.

Saat kau akan Ujian sekolah, aku taruh minuman di dasbor motormu dan memberinya memo tanpa nama. Aku menunggu 3 jam panas panasan agar bisa melihat reaksimu. Aku hanya berharap kau tidak membuangnya dijalan, paling tidak baca memonya.

Good Luck ujiane mas. Semangat!
nimble

Begitulah kira kira isi memo ku.

18 Maret, seharusnya aku ke luar kota untuk menghadiri wisuda kakakku. Semua keluarga berkumpul, semua sudah menunggu kesempatan ini. Tapi apa, aku justru tidak ikut dengan alasan akan ada ulangan. Aku memilih di rumah sendiri selama 3 hari. Untuk apa? Agar aku tetap masuk sekolah, dan tidak kehilangan kesempatan bertemu denganmu yang semakin sedikit. Aku memang melihatmu selama 3 hari itu, tapi hanya sekedar itu. 
Upacara terakhirmu, aku dipanggil maju untuk mengambil piagam untuk kemenangan ku dan tim ku dalam loma Karya Ilmiah. Aku sungguh senang, karna dengan begitu kau dapat melihat bahwa aku juga tidak bodoh. Aku ingin menunjukkan padamu, bahwa aku juga bisa. Aku tidak seperti yang kau pikir.

Setelah semua ini, bukan berarti aku tidak iklas atau menyesal. Tidak, aku sama sekali tidak menyesal. Aku bahagia bisa berbuat sesuatu, untuk persaan ini. Bahkan saat kau menutup mata dan hatimu.

kucing



Kamis, 24 April 2014

This is me

I've always been a kind of girl that hide my face. 
So afraid to tell the world, what i've got to say.
Do you know, what it's like? To be so in the dark.
To dream about the life where you're the shining star.
Even though it seems, like it's too far away
But, i have this dream, bright inside of me.
I have to believe in my self, it's the only way.
I'm gonna let it show, it's time to let you know.
This is real, this is me.
I'm exactly where i'm suppose to be now.
Gonna let the light, shine on me.
Now i found, who i am. Theres no way to holding in.
No more hiding who i wanna be, This is me

Us

Every now and then
We find a special friend, who never lets us down
Who understand it all
Reaches out each time you fall
You the best friend that i've found
I'll make a wish for you
And hope it will come true
That life whould just be kind, to such a gentle mind
If you loose your way, think back on yesterday
Remember me this way, remember me this way

Here We Go

Ligos 271. 
Rabu Pembukaan di gedung Gasibu Swadaya, dari sekian ribu orang aku hanya mencarimu. Sampai mataku ini rasanya mau lepas. Saat itu kamu memakai celana traning merah, kalau tidak salah :D kamu berbaris dengan tim mu. Tapi menurutku kamu yang paling menarik dari semua orang yang ada di gedung itu.
Setelah pembukaan, babak penyisihan.
Sayangnya aku telat, sudah tinggal sedikit. Tapi menang ! :D

Kamis, Babak perdelapan final. Aku tidak menonton kamu bertanding, karna aku harus pergi ke luar kota dengan keluarga ku. Sungguh berat, tapi aku masih bisa melihat hari jum'at dan sabtunya pikirku menghibur diri. Dan aku dengar, tim mu menang :) Alhamdulilah, i believe you've done your best.
Babak perempat final, aku berangkat dengan semangat menggebu dengan persiapan suara yang akan kugunakan sebagai bomber untuk menyemangatimu. Bahkan aku berangkat 3 jam sebelumnya, agar dapat tempat duduk strategis. Dan sungguh sangat strategis, aku duduk di bagian paling depan disamping Ibumu. Aku tidak tau kalau itu ibumu at first, tapi aku diberi tau teman dekatku yang juga tetanggamu. Padahal sebelumnya aku sudah meneriaki mu sampek tenggorokanku mau copot rasanya, tapi ibumu tidak tau kalau yang aku semangati adalah kamu. karna aku berteriak kucing, dan sepertinya ibumu tidak tau kalau itu panggilanmu di sekolah. Tapi akhirnya ku beritau juga :D. Skor sudah semakin jauh, bahkan nyaris kalah. Aku hampir menangis, tapi apa yang terjadi? Ibumu memeluk ku, mengajakku untuk berdoa. Rasanya, ada sesuatu yang terbang dari perutku, rasanya sungguh terharu. Apalagi ternyata kita menang, setelah pertarungan 5 set luar biasa mu. Setelah suaraku benar benar habis. Semuanya terbayar.

Babak final, sebelmu berangkat aku membeli pocari sweat. Untuk apa? Sebenarnya aku ingin memberikan itu setelah ertadingan selesai. Tapi sampai gedung sudah sepi pun, aku tidak berani. Lagi pula kalah :D. Aku sungguh ingin memberikannya dan berkata "kamu bermain bagus mas, nggak papa. Tadi itu yang terbaik :)"

to be continued


kucing

Rabu, 23 April 2014

This Pain

Aku sedikit menyukaimu.
Untuk waktu yang sangat lama.
Tapi, jangan khawatir.
Aku tidak apa apa.
Kita akan baik baik saja.

The Name

Sebentar lagi lomba kebersihan kelas, otomatis hampir tiap sore aku ke sekolah. Tapi, sore itu gerimis rasanya malas ke sekolah. Tapi, entah kenapa aku justru pergi ke sekolah. Dengan jas hujan kebesaran aku naik sepeda, karna memang jarak dari rumah ke sekolah cukup dekat. Sampai di sekolah, tidak seperti biasanya, gedung indoor yang berada tepat di depan kelasku kala itu ramai. Ternyata sore itu ada jadwal sparing  voli dengan sma lain. WUAHHHHHH, rejekiiiiiii pikirku, yes!yes!yes! tidak sia sia aku diliatin orang sepanjang jalan menuju sekolah karna "kostum" luar biasa ku. Melihat dia akan mulai latian voli, niat awal ku ke sekolah untuk bersih bersih langsung hilang amblasssss tak bersisa. Aku dan salah satu teman dekat cowok ku langsung nangkring di bawah ring basket untuk menonton.

Saat sedang asik nonton, aku nyeletuk "Ndung, liat deh item banget"
"Yang mana? Yang kurus itu? Itu mah, tetangga gue"
"Ha? WHOT? Sumpehh looo?! Berarti rumahnya deket dong?"
"Kagak! Beda propinsi! Ya iyalah, jelas banget, namanya juga tetangga ya pasti deketan! Oon lo kagak ilang ilang ye dari jaman orok!"
Tak ku hiraukan hinaan manisnya, karna aku terlalu excited untuk mencari informasi, tanpa ketauan tentunya.
"Terus terus, berarti lo tau dong namanya?"
"Jelas las, namanya Angga"
...... "Mas Angga?"
"......"
"WOIIIIIII, LO BUDEK YA!! "
"Eh, heh. Apaan?"
"Nglamun aja! Kesambet baru tau rasa lo!"
"Biarin, setan juga takut ama gue! wekkk"
"Lo naksir ya?"
"Eh, siapa? Gue? Kagak!!" Aku mulai salting.
"Biasa aja dong, muka lu kagak usah di merah merahin kayak kepiting rebus!"
Sial! Aku memilih diam dari pada aku salah tingkah semakin parah dan malah akhirnya ketauan.

Angga. Mas Angga....
Jadi itu namamu.
Nama yang akan slalu ku simpan dalam setiap sujud dan do'a ku ...

to be continued

Mas Angga

Selasa, 22 April 2014

I'll let you go

Selamat..
Selamat untuk sudah menyelesaikan Ujian Akhir mu...
Selamat untuk kehidupan baru yang menantimu..
Selamat untuk pertarungan menghadapi dunia masa depanmu..

Aku tau, ini adalah kesempatan terakhir ku untuk segalanya terhadapmu.
Aku tau, aku tidak akan bisa melihatmu lagi.
Aku tau, segala usaha yang ku bangun dari awal akan berakhir sia sia.
Aku tau, semua air mata di setiap sujudku kau takkan pernah tau.
Aku tau, kau tidak akan melihat semua usahaku.
Aku tau, aku tau ini semua hanya akan membuatku jatuh semakin dalam.

Tapi..
Apa salahnya berusaha?
Apa salahnya aku memiliki perasaan ini?
Apa perasaanku ini mengganggumu?
Apa aku pernah menuntutmu untuk membalas perasaanku?

Aku hanya berharap kamu tidak membenciku karna perasaanku ini.
Aku hanya berharap kamu tidak memintaku untuk menghapus perasaan ini.
Karna bukan aku yang meminta ini semua, bukan aku yang merencanakan perasaan ini.
Sungguh, aku tidak tau apa apa.

Aku telah melakukan  semua yang kubisa.
Aku telah melakukan yang terbaik, aku melakukannya dengan baik.
Sekarang, aku tau apa yang tidak bisa aku lakukan tapi tetap HARUS aku lakukan.
Sekarang,
Aku akan merelakanmu pergi.
Tapi, satu yang terus menghantui ku.

Haruskah aku menunggumu?

dari ku untukmu
Kucing